Jumat, 10 Mei 2013

PLASENTA


Plasenta terdiri atas bagian dari janin yang berasal dari trofoblas yang berdiferensiasi membentuk villi-villi dan bagian dari endometrium ibu yakni desidua basalis.

PERKEMBANGAN EMBRIO M.2
Setelah terjadi implastasi, sel-sel trofoblas (masa sel luar) akan berdiferensiasi menjadi sel-sel sitotrofoblast dibagian dalam dan sinsitiotrofoblast dibagian luar. Sedangkan masa sel dalam (embrioblast) akan berdiferensiasi menjadi epiblas dan hipoblas. Epiblast akan membentuk dinding yang meliputi rongga amnion dan hipoblast akan mejadi dinding kantong kuning telur (ruang eksoselom).
Diantara sel-sel sitotrofoblast dengan ruang eksoselom dan selaput amnion, muncul kelompok sel baru yang berasal dari sel kantong kuning telur yang membentuk mesoderm ekstraembrional. Didalam mesoderm ekstraembrional ini kemudian terbentuk rongga yang disebut selom ekstraembrional (rongga khorion) yang menutupi kantung kuning telur dan amnion kecuali tempat cakram mudighah berhubungan dengan tangkai trofoblast. Jadi rongga khorion akan membagi dua mesoderm ekstraembrional (lempeng khorion) menjadi dua bagian. Satu bagian yang melapisi bagian dalam sitotrofoblast dan bagian lain yang melapisi kantong kuning telur dan amnion, dan keduanya dihubungkan oleh tangkai penghubung (bakal tali pusat).
Sementara itu, bagian sinsitiotrofoblast terus menginvasi sel-sel desidua meterna menyebabkan terjadinya perlukaan pada endometrium ibu. Perdarahan yang terjadi akan membentuk suatu danau darah yang disebut sinusoid. Sedangkan pada bagian sinsitiotrofoblast sendiri, terbentuk lakuna-lakuna yang kemudian terisi oleh darah maternal dan dimulailah sirkulasi utero-plasenta.
Dengan terisi penuhnya bagian lacuna sinsitiotrofoblast (sinsitium), mulai terbentuk struktur vili primer. Dimana sel-sel sitotrofoblast akan mulai menonjol kedalam sinsitiotrofoblat, sehingga membentuk silinder-silinder sel yang dikelilingi sinsitium. Villi primer inilah yang kelak akan berkembang membentuk struktur plasenta.

PERKEMBANGAN EMBRIO M.3
Menjelang minggu ketiga, terbentuk villi primer. Selanjutnya, masuk minggu ke-3 sel-sel lapisan mesoderm menembus inti villi primer dan tumbuh kearah desidua. Susunan ini disebut villi sekunder. Menjelang akhir minggu ketiga, sel-sel mesoderm mengalami diferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh darah. Susunan ini disebut villi tersier (villi plasenta definitif). Pembuluh villi tersier kemudian berhubungan dengan pembuluh darah yang terbentuk dalam tangkai penghubung dan di mesoderm lempeng korion. Yang selanjutnya terhubung dengan pembuluh dalam sistem mudighah, sehingga membentuk sistem peredaran darah plasenta-mudigah yang siap menunjang pertukaran darah dan mensuplai mudigah ketika jantung janin mulai berdeyut pada minggu ke-4.
Sementara itu, sel sitotrofoblast terus menembus kedalam villi hingga menembus keendometrium. Disini, tonjol-tonjol villi saling berhubungan membentuk kulit sitotrofoblast luar yang pada akhirnya mengelilingi seluruh trofoblas dan melekatkan kantong korion dalam jaringan endometrium ibu. Villi yang menonjol dari lempeng krion kedalam desidua basalis disebut villi batang/villi penambat, sedangkan villi yang keluar dari sisi-sisi villi batang disebut villi bebas (terminal).

Pada minggu-minggu pertama perkembangan embrio, villi-villi meliputi seluruh permukaan korion. Semakin tua kehamilan, villi pada sisi embrional terus tumbuh membentuk korion frondosum, sedangkan villi pada kutub aembrional mengalami degenerasi, disebut korion leave.
Selain itu, lapisan desidua disisi korion frondosum (desidua basalis) terdiri atas lapisan kompak sel-sel besar yang banyak mengandung lipid dan glikogen. Lapisan ini melekat kuat dengan lempeng korion melalui struktur villi. Sedang bagian desidua dikutub aembrional disebut desidua kapsularis. Desidua kapsularis lambat-laun akan mengalami degenerasi seiring semakin besarnya gelembung korion sehingga lapisan ini menjadi teregang dan berdegenerasi. Selanjutnya, korion leave akan bersentuhan langsung dengan desidua parietalis pada sisi endometrium yang bukan merupakan tempat implastasi. Korion leave dan desidua parietalis ini akan menyatu dan dengan demikian menutup rongga rahim. Oleh karena itu, bagian korion yangn ikut dalam pertukaran darah hanya korion frondosum yang bersama-sama bagian desidua basalis membentuk struktur plasenta.

STRUKTUR PLASENTA
Uri berbentuk bundar/oval. Pada janin cukup umur, uri/plasenta umumnya berukuran diameter 15-20cm, tebal 2-3cm dan berat 500-600 grm. Biasanya, plasenta telah mencapai bentuk yang lengkap/sempurna pada kehamilan minggu ke-16. Pada saat itu, plasenta sudah memiliki/terdiri atas dua komponen utama:
ü  Bagian janin, dibentuk oleh korion frondosum yang dibatasi oleh lempeng korion. Didalamnya terdapatstruktur villi koriales. Villi-villi ini menonjol kedalam desidua dan membentuk ruang-ruang antara villi. Ruang antar villi dibentuk dari lakuna-lakuna dalam sinsitiotrofoblas yang dilapisi sinsitium yang membungkus pembuluh darah janin (sistem villi). Sehingga, antara ruang antar villi yang mengandung darah ibu yang berasal dari arteri spiralis dengan sistem peredaran darah janin dalam villi dipisahkan oleh sawar yang terdiri atas sinsitium dan endotel pembuluh darah villi.
Pada bagian permukaan janin, korion berbatasan dengan rongga amnion yang berisi cairan amnion. Untuk berhubungan dengan embrio, plasenta telah menyisakan bagian korion berupa suatu persambungan antara plasenta dan embrio yang disebut tali pusat. Dalam struktur tali pusat juga bekembang pembuluh darah yang nantinya akan menghubungkan pembuluh darah janin dan plasenta. Tali pusat yang merentang dari plasenta ke janin memiliki panjang sekitar 50-55 cm dengan diameter 1-2,5 cm. Didalamnya terdiri atas dua aa.umbilikalis dan satu v.umbilikalis. struktur ini dibungkus oleh jaringan ikat khusus yang elastis, yaitu jelly Wharton.

ü  Bagian ibu, dibentuk oleh desidua basalis yang lempeng desidua-nya berhubungan paling erat ke plasenta. Pada daerah persambungan ini, sel-sel trofoblast dan desidua bercampur-aduk. Zona ini ditandai dengan sel-sel raksasa desidua yang banyak mengandung bahan mukopolisakarida amorf. Saat itu, sel-sel sitotrofoblast sudah banyak berdegenerasi, menyisakan sinsitium dan endotel pembuluh darah sebagai pembatas/sawar antar peredaran darah ibu dan janin. Selama bulan keempat dan kelima, desidua membentuk banyak sekat (sekat desidua) yang menonjol keruang antar villi, tapi tidak mencapai korion. Pembentukan sekat-sekat ini menyebabkan plasenta terbagi menjadi sejumlah ruangan atau kotiledon.Sebagai akibat berlanjutnya kehamilan, struktur plasenta juga semakin membesar seiring bertambah besarnya rahim. Penambahan luas permukaan secara kasar sebanding dengan perbesaran rahim. Sepanjang kehamilan, plasenta kira-kira menutupi 25-30% permukaan rahim.penambahan tebal plasenta dikarenakan aborisasi villi-villi dan bukan karena penembusah lebih dalam kedalam jaringan desidua.


KLASIFIKASI PLASENTA
ü  Berdasarkan insersi tali pusat
·         Insersi sentralis: tali pusat tepat keluar ditengah plasenta
·         Insersi leteralis: tali pusat keluar agak kepinggir (tidak tepat ditengah)
·         Insersi marginalis: tali pusat keluar dibagian tepi dari struktur plasenta
·         Insersi vilamentosa: tali pusat tidak berhubungan langsung dengan plasenta, melainkan terhubung melalui selaput janin.
ü  Berdasarkan perlekatannya pada dinding rahim
·         Plasenta adhesiva: melekat ke dinding endometrium
·         Plasenta akreta: lebih melekat/dalam tertanam pada endometrium
·         Plasenta inkreta: perlekatan mencapai otot polos rahim
·         Plasenta perkreta: perlekatan mencapai lapisan serosa rahim
ü  Berdasarkan bentuknya
·         Plasenta normal: bulat (d. 20 cm, tebal 2cm)
·         Plasenta membranasea: agak tipis
·         Plasenta suksenturiata: memiliki sebuah lobus yang terpisah
·         Plasenta spuria
·         Plasenta bilobus atau trilobus

FUNGSI PLASENTA
¥  Pertukaran produk-produk metabolisme dan gas antara peredaran darah materna dan janin
Pertukaran gas, seperti CO2, O2 dan CO berlangsung secara difusi primitif. Janin mendapat pasokan oksigen sepenuhnya dari materna. Karena itu, gangguan pasokan oksigen selama kehamilan sangat fatal akibatnya bagi janin. Selain itu, bayi juga mendapat seluruh nutrisinya dari materna serta membuang hasil metabolit juga melalui plasenta.
¥  Pemindahan antibodi ibu
Antibodi ibu diambil dengan cara pinositosis oleh sinsitium dan selanjutnya dibawa kedalam peredaran darah janin. Antibodi yang mampu menembus sawar darah plasenta adalah IgG kelas (7S). Adanya antibodi dari ibu sangat penting untuk memberikan kekebalan pasif bagi janin untuk banyak penyakit infeksi seperti difteri, cacar, campak dll. Kekebalan pasif ini penting artinya bagi janin yang sistem pertahanan tubuhnya belum berkembang sempurna.
¥  Produksi hormon
Pada bulan keempat, plasenta mulai menggantikan korpus luteum untuk memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Selain itu, sinsitiotrofoblast juga menghasilkan hormon lain seperti hCG, relaksin, tirotropin korionik dan somatomamotropin.


Fungsi hCG adalah merangsang sintesis progesteron dengan mempertahankan korpus luteum gravidarum. Kadarnya akan meningkat pada awal kehamilan dan mencapai puncak pada minggi ke-8, kemudian kadarnya akan berangsur-angsur menurun hingga pada bulan ke-4 kadarnya sangat rendah hingga tidak mampu mempertahankan korpus luteum gravidarum.
Fungsi estrogen adalah untuk mempersiapkan kehamilan dan kelahiran, terutama kaitannya dengan perubahan pada tubuh ibu. Estrogen akan mendukung pertumbuhan uterus, peningkatan sirkulasi darah keuterus, pertumbuhan mamae dll. Kadar estrogen sangat meningkat dengan adanya kehamilan, dan menurun bila terjadi kematian janin, abortus atau pada kehamilan palsu. Sama dengan progesteron, diawal kehamilan estrogen dibentuk oleh korpus luteum sebelum pada bulan ke-4 diambil alih oleh plasenta.
Progesteron sangat penting peranannya dalam mempertahankan kehamilan, yaitu dengan cara menenangkan otot polos rahim sehingga tidak terjadi kontraksi yang terlalu kuat dan membahayakan kehamilan. Selain itu, progesteron bekerja sama dengan estrogen dalam pertumbuhan kelenjar mamae.
Hormon somatomamotropin adalah hormon protein yang merangsang pertumbuhan. Perubahan pada metabolisme hidrat arang dan lemak pada masa kehamilan diduga akibat pengaruh hormon ini.
Hormon relaksin diduga disekresikan selama kehamilan guna memberikan efek sedatif pada ibu sehingga ibu senantiasa merasa tenang selama kehamilan. Sedangkan hormon korionik tirotropin belum diketahui efeknya. Selain hormon yang telah disebutkan, diduga plasenta benyak memproduksi hormon-hormon lain yang hingga kini belum bisa diidentifikasi.

¥  Sebagai sawar materna-janin
Plasenta juga berfungsi sebagai sawar yang melindungi darah janin dari banyak zay-zat yanng mungkin tidak dibutuhkan janin yang juga bersirkulasi dalam darah materna. Hal ini dimungkinkan karena sifat permeabilitas selektif dari sawar plasenta. Selain itu, plasenta juga mengatur banyak distribusi zat dari materna dan neonatal terutama dalam hal kadar zat yang menembus plasenta. Selain itu, plasenta juga memiliki fungsi metabolik terhadap zat-zat tertentu, seperti obat, protein dan vitamin. Contohnya, protein yang sudah disederhanakan menjadi AA pada peredaran darah materna akan disalurkan ke plasenta, kemudian AA ini dalam sinsitium akan dibentuk kembali menjadi protein sebelum memasuki peredaran darah janin. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar