Jumat, 10 Mei 2013

PEMERIKSAAN YANG RUTIN DILAKUKAN PADA KEHAMILAN


1.       Tes Urin.
Pemerikasaan dilakukan dengan mengambil contoh air seni kemudian dilakukan pemerikasaan yang bertujuan untuk memastikan adanya kehamilan, Mendeteksi kemungkinan adanya gangguan ginjal, diabetes dan pre-eklamsia. Pemerikasaan dilakukan pada kunjungan pertama dan trimester kedua.
2.       Tes darah.
Bertujuan untuk mengetahui golongan darah dan faktor Rhesus (Rh), mendeteksi adanya anemia sejak dini, agar tidak terjadi berkepanjangan dan mencegah bayi tertular hepatitis B, sifilis, atau HIV. Ketidaksesuai Rhesus ANda dan pasangan dapat mengancam kelangsungan hidup janin. Pemeriksaan dilakukan pada kunjungan pertama, bila sebelumnya sudah pernah dilakukan pemeriksaan, tes ini tidak perlu diulangi.
3.       Pengukuran berat badan.
memantau kesehatan ibu melalui pertambahan berat badan. pertambahan berat badan berlebihan bisa memicu pre-eklamsia. Jika berat badan sebelum kehamilan berlebihan, sebaiknya kenaikan berat badan sebanyak 6-9 kg. Jika normal sebaiknya berat badan naik sebesar 9-12 kg. dan apabila berat badan kurus kenaikan boleh mencapai 12-16 kg. kehamilan kembar membuat peningkatan berat badan lebih banyak lagi.

4.       Tekanan darah.
Pemeriksaan menggunakan tensi meter. tujuan pemerikasan tekanan darah untuk mendeteksi adanya pre-eklamsia. peningkatan tiba-tiba tekanan darah lebih dari 30 pada sistolik dan 15 pada diastolik menunjukkan gejala pre-eklamsia. Pada kehamilan tekanan darah cenderung turun tapi setelah usia kehamilan 20-32 minggu, tekanan darah kembali normal. Saat kondisi normal tenanan darah 60-80 mmHg dan sistolik 90-120 mmHg. Pemeriksaan dilakukan masing-masing satu kali setiap semester dan dua kali pada trimester ketiga.
5.       Tes gula darah.
Mengetahui kadar gula selama kehamilan. peningkatan kada gula sebenarnya normal tapi bila terlalu tinggi dan menetap kemungkinan hiperglikemia. Pemeriksaan dilakukan pada umur kehamilan 24 minggu dan bila didapat kadar gula lebih dari 140gr/dl disarankan untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.
6.    Pemeriksaan hCG (Human Chorionic Gonadotropin)
Dasarnya merupakan suatu reaksi antigen-antibodi dimana hCG bersifat antigen karena terdiri dari polipeptida. Dengan memeriksakan ada tidaknya hCG dalam urin. Pemeriksaan ini lebih cepat dan lebih murah.
Reaksi tergantung dari kadar hCG yang beredar (terutama pada urin) dan 0,5 satuan internasional per milliliter urin adalah kadar paling rendah untuk mendapatkan hasil positif.
Kadar 500 satuan internasional per milliliter urin sehari baru didapatkan setelah 8 hari sesudah haid yang tidak datang atau 20 hari setelah terjadinya pembuahan. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan positif, maka kemungkinan adanya kehamilan sangat besar yakni 95-98%.  Jika menunjukkan hasil negatif maka pemeriksaan tersebut diulang seminggu kemudian.
7.       Ultrasonografi.
Untuk mengetahui pertumbuhan janin, kondisi kehamilan, kondisi dan letak plasenta serta perkembangannya, jumlah janin yang dikandung (kembar atau tidak), mengetahui jenis kelamin, normal tidaknya gerakan janin, ada tidaknya kelainan genetik dan ada tidaknya denyut jantung. Pemeriksaan pertama saat usia kehamilan 16 minggu dan bisa diulang pada kunjungan berikutnya.
Pemeriksaan USG Pada Kehamilan. Indikasi pemeriksaan USG obstetric :
-          Belum ada indikasi dilakukan pemeriksaan USG.
-          Di Eropa merupakan pemeriksaan rutin selama 1-2 kali selama hamil.
-          Di Amerika Serikat pemeriksaan ini dilakukan jika ada indikasi berupa pada pemeriksaan klinis dijumpai keadaan yang meragukan atau mencurigakan adanya kelainan dalam kehamilan. Indikasi tersebut antara lain:
Ø  Usia kehamilan yang tidak jelas
Ø  Suspek kehamilan multiple
Ø  Perdarahan dalam kehamilan
Ø  Suspek kematian janin
Ø  Suspek kehamilan ektopik
Ø  Suspek kehamilan mola
Ø  Terdapat perbedaan tinggi fundus uteri dengan dan lamanya amenore
Ø  Presentasi janin besar
Ø  Suspek pertumbuha janin terhambat
Ø  Suspek polihidramnion
Ø  Evaluasi letak dan keadaan plasenta
Ø  Ada resiko cacat bawaan
Ø  Sebagai alat bantu dalam tindakan obstetric
Ø  Suspek kehamilan dengan IUD
Ø  Suspek kehamilan dengan tumor pelvic
Ø  Sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi 

PERUBAHAN FISIOLOGIS WANITA HAMIL




UTERUS
·         Sejak trimester I, uterus akan mengalami kontraksi tidak teratur dan tidak nyeri. Pada trimester II, kontraksi ini akan dideteksi dengan pemeriksaan bimanual (kontraksi Braxton Hicks). Kontraksi ini muncul tiba-tiba dan sporadik, intensitasnya bervariasi (5-25 mmHg). Kontraksi jarang terjadi dan meningkat sekitar satu sampai dua minggu sebelum persalinan (tiap 10- 20 menit). Hal ini erat kaitannya dengan meningkatnya jumlah reseptor oksitosin dan gap junction di antara sel-sel miometrium.

OVARIUM
·         Selama kehamilan, proses ovulasi dan pematangan folikel baru akan terhenti. Hanya satu korpus luteum yang akan terdapat pada ovarium dan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu sebagai penghasil progestron selama kehamilan.
·         Korpus luteum, desidua, plasenta, dan hati akan menyekresikan relaksin yang berfungsi dalam remodelling jaringan ikat pada saluran reproduksi, yang akan mengakomodasi kehamilan dan kesuksesan persalinan.

VAGINA
·         Terjadi peningkatan volume sekresi vagina dengan warna keputihan, menebal, dan pH 3,5-6 yang merupakan hasil peningkatan produksi asam laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillius acidophilus.

KULIT
·         Kulit dinding perut berwarna kemerahan, kusam, dan kadang mengenai daerah payudara dan paha (striae gravidarum). Pada multipara juga ditemukan sikatrik dengan warna perak berkilau.
·         Linea alba akan menjadi hitam kecoklatan (linea nigra) dan dapat muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher (chloasma/melasma gravidarum).
·         Pada areola dan genital terjadi hiperpigmentasi. Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan dermal.

PAYUDARA
·         Setelah bulan pertama, cairan kekuningan (kolostrum) dapat keluar. Kolostrum berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi.

PERUBAHAN METABOLIK
·         Terjadi penambahan berat badan  sekitar 12,5 kg yang berasal dari uterus dan isinya, payudara, volume darah, dan cairan ekstraseluler.
·         Terjadi peningktan jumlah cairan akibat turunnya osmolaritas dari 19 mOsm/kg yang diinduksi oelh rendahnya ambang batas haus dan sekresi vasopresin.
·         Penambahan tekanan vena di bagian bawah uterus mengakibatkan oklusi parsial vena kava sehingga terjadi pitting edema pada kaki dan tungkai terutama pada akhir kehamilan.
·         Peningkatan konsentrasi lemak, lipoprotein, dan apolipoprotein akibat penignkatan progesteron dan estrogen.

SISTEM KADIOVASKULER
·         Pada minggu kelima, CO akan meningkat untuk mengurangi resistensi vaskular sistemik dan peningkatan denyut jantung.
·         Antara minggu 10 dan 20 terjadi peningktan volume plasma dan peningkatan preload
·         Peningkatan estrogen dan progesteron akan menyebabkan vasodilatasi dan penurunan resistensi vaskular perifer.
·         Volume darah meningkat mulai minggu 6-8 dan mencapai puncaknya pada minggu 32-34. Volume plasma meningkat 40-45% .
·         Eritropoietin akan meningkatkan jumlah sel darah merah 20-30% dan penurunan konsentrasi hemoglobin dari 15 g/dl jadi 12,5 g/dl.
·         Jumlah leukosit meningkat antara 5000-12000 permikroliter. Distribusi tipe sel juga berubah.

TRAKTUS DIGESTIVUS
·         Terjadi penurunan motilitas otot polos dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung sehingga akan menimbulkan gejala pyrosis/heartburn oleh refluks asam lambung ke esofagus bawah.
·         Mual terjadi akibat penurunan sekresi asam hidroklorid dan penurunan motilitas, serta konstipasi sebagai akibat penurunan motilitas usus besar.
·         Pada fungsi hati, kadar alkalin fosfatase akan meningkat hampir dua kali lipat, sednagkan serum aspartat transamin, alani transamin, gamma glutamiltransferase, albumin dan bilirubi akan menurun.

TRAKTUS URINARIUS
·         Pada eksresi akan dijumpai peningkatan kadar asam amino dan vitamin larut air.
·         Sering terjadi glikosuria.
·         Peningkatan bersihan kreatinin >30%.

SISTEM ENDOKRIN
·         Konsentrasi plasma hormon paratiroid menurun pada trimester pertama kemudian meningkat secara progresif. Fungsi utama hormon ini yaitu memasok kalsium yang adekuat kepada janin.
·         Hormon androstenedion, testosteron, dioksikortikosteron, aldosteron dan kortisol akan meningkat. Dehidroepiandrosteron akan menurun. 

PERUBAHAN ANATOMI WANITA HAMIL





UTERUS
·         Normalnya berat uterus sekitar 70 gr dan kapasitas 10 ml atau kurang. Pada saat hamil berat dapat mencapai 1100 gr dengan kapasitas 5-20 l.
·         Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel otot, produksi miosit baru terbatas, terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik (otot loar) yang dapat meningkatkan kekuatan dinding uterus.
·         Penebalan uterus distimulasi oleh estrogen dan progesteron (pada awal kehamilan) dan membesar dengan adanya desakan hasil konsepsi.
·         Pada awal kehamilan tuba fallopii, ovarium, dan ligamentum rotundum berada sedikit di bawah apeks fundus, pada akhir kehamilan berada sedikit di atas pertengahan uterus.
·         Bagian uterus yang mengelilingi tempat implantasi plasenta lebih cepat tumbuh dibandingkan bagian yang lain (tanda Piscaseck).
·         Seiring perkembangan kehamilan, daerah fundus dan korpus akan membulat dan menjadi sferis pada usia kehamilan 12 minggu.
·         Ismus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi dan menjadi lebih panjang dan lunak (tanda Hegar).
·         Pada saat pertumbuhan uterus akan berotasi ke arah kanan (dekstrorotasi) akibat adanya rektosigmoid di ruang kiri pelvis.

SERVIKS
·         Satu bulan setelah konsepsi, serviks menjadi lunak akibat  penambahan vaskularisasi dan edema dan juga hipertrofi dan hiperplasia kelenjar-kelenjar serviks.
·         Penurunan jumlah elastin dan otot polos mulai dari ostium interna ke ostium eksterna.
·         Selama kehamilan, kolagen disintesis aktif dan diremodel oleh kolagenase yang disekresi oleh sel-sel serviks dan neutrofil. Kolagen didegradasi oleh kolagenase intraselular yang menyingkirkan struktur prokolagen yang tidak sempurna agar tidak terbntuk kolagen lemah, dan kolagen ekstraselular yang akan melemahkan matriks kolagen agar persalinan dapat berlangsung. Pada akhir trimester I, berkas kolagen jadi kurang kuat terbungkus akibat penurunan konsentrasi kolagen. Dan pada usia kehamilan lebih lanjut akan terjadi penurunan lebih lanjut dari kolagen dengan keadaan terdispersi sehingga konsentrasi air meningkat begitu pula asam hialuronat dan glikosaminoglikans.
VAGINA DAN PERINEUM
·         Terjadi peningkatan vaskularisasi dan hiperemia pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva sehingga terjadi tampakan warna ungu pada vagina (tanda Chadwick) dan diikuti penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi sel otot polos.
·         Terjadi penebalan mukosa, pengndoran jaringan ikat dan hipertrofi sel otot polos vagina sehingga dinding vagina bertambah panjang.

PAYUDARA
·         Ukurannya bertambah dan vena-vena di bawah kulit terlihat jelas. Puitng payudara membesar, kehitaman dan tegak.

SISTEM KARDIOVASKULER
·         Ventrikel kiri akan mengalami hipertrofi dan dilatasi untuk memfasilitasi perubahan cardiac output. Bersamaan dengan perubahan posisi diafragma, apeks akan bergerak ke anterior dan ke kiri sehingga pada pemeriksaan EKG terjadi deviasi aksis kiri, depresi segmen ST dan inverse (pendataran gelombang T pada lead III).
·         Pembesaran uterus menekan vena kava inferior dan aorta bawah ketika berada dalam posisi terlentang. Penekanan vena kava inferior akan menurunkan aliran darah vena ke jantung sehingga terjadi penurunan preload dan cardiac output  menyebabkan terjadinya hipotensi arterial  (sindrom hipotensi supine). Penekana aorta akan mengurangi aliran darah uteroplasenta ke ginjal.
·         Selama kehamilan, sirkumferensia toraks bertambah sekitar 6 cm, tetapi tidak mencukupi penurunan kapasitas residu fungsional dan volume residu paru-paru karena pengaruh diafragma yang naik sekitar 4 cm.

TRAKTUS DIGESTIVUS
·         Seiring membesarnya uterus, lambung dan usus tergeser juga organ-organ lainnya.
·         Gusi menjadi hiperemis dan lunak. Epulis selama kehamilan akan muncul.
·         Hemorrhoid juga sering terjadi akibat konstipasi dan peningkatan tekanan vena pada bagian bawah karena pembesaran uterus.

TRAKTUS URINARIUS
·         Kandung kemih akan tertekan oleh uterus sehingga menimbulkan sering berkemih. Keadaan ini menghilang seiring membesarnya uterus yang keluar rongga panggul dan timbul kembali pada akhir kehamilan dimana kepala janin akan turun ke pingtu atas panggul.
·         Ginjal akan membesar, GFR dan renal plasma flow juga meningkat.
·         Pada ureter akan terjadi dilatasi di mana sisi kanan akan lebih membesar dibanding ureter kiri. Hal ini diperkirakan karena ureter kiri dilindungi oelh kolon sigmoid dan adanya tekanan yang kuat pada sisi kanan uterus sebagai konsekuensi dari dektrorotasi uterus. Ovarium kanan pada posisi melintang di atas uterus juga menjadi salh satu penyebabnya.

SISTEM ENDOKRIN
·         Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis mebesar sekitar 135%.
·         Kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran hingga 15 ml pada saat persalinan akibat hiperplasia kelenjar dan peningktan vaskularisasi.
·         Kelenjar adrenal akan mengecil.

SISTEM MUSKULOSKELETAL
·         Lordosis yang progresif akan menjadi bentuk yang umum pada kehamilan. Akibat pembesaran uterus ke arah anterior, lordosis menggeser pusat daya berat ke belakang ke arah dua tungkai.
·         Sendi sakroiliaka, sakrokoksigis dan pubis akan meningkat mobilitasnya akibat pengaruh hormonal. Mobilitas tersebut akan mengakibatkan perubahan sikap pada ibu dan menyebabkan perasaaan tidak enak pada bagian bawah punggung terutama pada akhir kehamilan.

PLASENTA


Plasenta terdiri atas bagian dari janin yang berasal dari trofoblas yang berdiferensiasi membentuk villi-villi dan bagian dari endometrium ibu yakni desidua basalis.

PERKEMBANGAN EMBRIO M.2
Setelah terjadi implastasi, sel-sel trofoblas (masa sel luar) akan berdiferensiasi menjadi sel-sel sitotrofoblast dibagian dalam dan sinsitiotrofoblast dibagian luar. Sedangkan masa sel dalam (embrioblast) akan berdiferensiasi menjadi epiblas dan hipoblas. Epiblast akan membentuk dinding yang meliputi rongga amnion dan hipoblast akan mejadi dinding kantong kuning telur (ruang eksoselom).
Diantara sel-sel sitotrofoblast dengan ruang eksoselom dan selaput amnion, muncul kelompok sel baru yang berasal dari sel kantong kuning telur yang membentuk mesoderm ekstraembrional. Didalam mesoderm ekstraembrional ini kemudian terbentuk rongga yang disebut selom ekstraembrional (rongga khorion) yang menutupi kantung kuning telur dan amnion kecuali tempat cakram mudighah berhubungan dengan tangkai trofoblast. Jadi rongga khorion akan membagi dua mesoderm ekstraembrional (lempeng khorion) menjadi dua bagian. Satu bagian yang melapisi bagian dalam sitotrofoblast dan bagian lain yang melapisi kantong kuning telur dan amnion, dan keduanya dihubungkan oleh tangkai penghubung (bakal tali pusat).
Sementara itu, bagian sinsitiotrofoblast terus menginvasi sel-sel desidua meterna menyebabkan terjadinya perlukaan pada endometrium ibu. Perdarahan yang terjadi akan membentuk suatu danau darah yang disebut sinusoid. Sedangkan pada bagian sinsitiotrofoblast sendiri, terbentuk lakuna-lakuna yang kemudian terisi oleh darah maternal dan dimulailah sirkulasi utero-plasenta.
Dengan terisi penuhnya bagian lacuna sinsitiotrofoblast (sinsitium), mulai terbentuk struktur vili primer. Dimana sel-sel sitotrofoblast akan mulai menonjol kedalam sinsitiotrofoblat, sehingga membentuk silinder-silinder sel yang dikelilingi sinsitium. Villi primer inilah yang kelak akan berkembang membentuk struktur plasenta.

PERKEMBANGAN EMBRIO M.3
Menjelang minggu ketiga, terbentuk villi primer. Selanjutnya, masuk minggu ke-3 sel-sel lapisan mesoderm menembus inti villi primer dan tumbuh kearah desidua. Susunan ini disebut villi sekunder. Menjelang akhir minggu ketiga, sel-sel mesoderm mengalami diferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh darah. Susunan ini disebut villi tersier (villi plasenta definitif). Pembuluh villi tersier kemudian berhubungan dengan pembuluh darah yang terbentuk dalam tangkai penghubung dan di mesoderm lempeng korion. Yang selanjutnya terhubung dengan pembuluh dalam sistem mudighah, sehingga membentuk sistem peredaran darah plasenta-mudigah yang siap menunjang pertukaran darah dan mensuplai mudigah ketika jantung janin mulai berdeyut pada minggu ke-4.
Sementara itu, sel sitotrofoblast terus menembus kedalam villi hingga menembus keendometrium. Disini, tonjol-tonjol villi saling berhubungan membentuk kulit sitotrofoblast luar yang pada akhirnya mengelilingi seluruh trofoblas dan melekatkan kantong korion dalam jaringan endometrium ibu. Villi yang menonjol dari lempeng krion kedalam desidua basalis disebut villi batang/villi penambat, sedangkan villi yang keluar dari sisi-sisi villi batang disebut villi bebas (terminal).

Pada minggu-minggu pertama perkembangan embrio, villi-villi meliputi seluruh permukaan korion. Semakin tua kehamilan, villi pada sisi embrional terus tumbuh membentuk korion frondosum, sedangkan villi pada kutub aembrional mengalami degenerasi, disebut korion leave.
Selain itu, lapisan desidua disisi korion frondosum (desidua basalis) terdiri atas lapisan kompak sel-sel besar yang banyak mengandung lipid dan glikogen. Lapisan ini melekat kuat dengan lempeng korion melalui struktur villi. Sedang bagian desidua dikutub aembrional disebut desidua kapsularis. Desidua kapsularis lambat-laun akan mengalami degenerasi seiring semakin besarnya gelembung korion sehingga lapisan ini menjadi teregang dan berdegenerasi. Selanjutnya, korion leave akan bersentuhan langsung dengan desidua parietalis pada sisi endometrium yang bukan merupakan tempat implastasi. Korion leave dan desidua parietalis ini akan menyatu dan dengan demikian menutup rongga rahim. Oleh karena itu, bagian korion yangn ikut dalam pertukaran darah hanya korion frondosum yang bersama-sama bagian desidua basalis membentuk struktur plasenta.

STRUKTUR PLASENTA
Uri berbentuk bundar/oval. Pada janin cukup umur, uri/plasenta umumnya berukuran diameter 15-20cm, tebal 2-3cm dan berat 500-600 grm. Biasanya, plasenta telah mencapai bentuk yang lengkap/sempurna pada kehamilan minggu ke-16. Pada saat itu, plasenta sudah memiliki/terdiri atas dua komponen utama:
ü  Bagian janin, dibentuk oleh korion frondosum yang dibatasi oleh lempeng korion. Didalamnya terdapatstruktur villi koriales. Villi-villi ini menonjol kedalam desidua dan membentuk ruang-ruang antara villi. Ruang antar villi dibentuk dari lakuna-lakuna dalam sinsitiotrofoblas yang dilapisi sinsitium yang membungkus pembuluh darah janin (sistem villi). Sehingga, antara ruang antar villi yang mengandung darah ibu yang berasal dari arteri spiralis dengan sistem peredaran darah janin dalam villi dipisahkan oleh sawar yang terdiri atas sinsitium dan endotel pembuluh darah villi.
Pada bagian permukaan janin, korion berbatasan dengan rongga amnion yang berisi cairan amnion. Untuk berhubungan dengan embrio, plasenta telah menyisakan bagian korion berupa suatu persambungan antara plasenta dan embrio yang disebut tali pusat. Dalam struktur tali pusat juga bekembang pembuluh darah yang nantinya akan menghubungkan pembuluh darah janin dan plasenta. Tali pusat yang merentang dari plasenta ke janin memiliki panjang sekitar 50-55 cm dengan diameter 1-2,5 cm. Didalamnya terdiri atas dua aa.umbilikalis dan satu v.umbilikalis. struktur ini dibungkus oleh jaringan ikat khusus yang elastis, yaitu jelly Wharton.

ü  Bagian ibu, dibentuk oleh desidua basalis yang lempeng desidua-nya berhubungan paling erat ke plasenta. Pada daerah persambungan ini, sel-sel trofoblast dan desidua bercampur-aduk. Zona ini ditandai dengan sel-sel raksasa desidua yang banyak mengandung bahan mukopolisakarida amorf. Saat itu, sel-sel sitotrofoblast sudah banyak berdegenerasi, menyisakan sinsitium dan endotel pembuluh darah sebagai pembatas/sawar antar peredaran darah ibu dan janin. Selama bulan keempat dan kelima, desidua membentuk banyak sekat (sekat desidua) yang menonjol keruang antar villi, tapi tidak mencapai korion. Pembentukan sekat-sekat ini menyebabkan plasenta terbagi menjadi sejumlah ruangan atau kotiledon.Sebagai akibat berlanjutnya kehamilan, struktur plasenta juga semakin membesar seiring bertambah besarnya rahim. Penambahan luas permukaan secara kasar sebanding dengan perbesaran rahim. Sepanjang kehamilan, plasenta kira-kira menutupi 25-30% permukaan rahim.penambahan tebal plasenta dikarenakan aborisasi villi-villi dan bukan karena penembusah lebih dalam kedalam jaringan desidua.


KLASIFIKASI PLASENTA
ü  Berdasarkan insersi tali pusat
·         Insersi sentralis: tali pusat tepat keluar ditengah plasenta
·         Insersi leteralis: tali pusat keluar agak kepinggir (tidak tepat ditengah)
·         Insersi marginalis: tali pusat keluar dibagian tepi dari struktur plasenta
·         Insersi vilamentosa: tali pusat tidak berhubungan langsung dengan plasenta, melainkan terhubung melalui selaput janin.
ü  Berdasarkan perlekatannya pada dinding rahim
·         Plasenta adhesiva: melekat ke dinding endometrium
·         Plasenta akreta: lebih melekat/dalam tertanam pada endometrium
·         Plasenta inkreta: perlekatan mencapai otot polos rahim
·         Plasenta perkreta: perlekatan mencapai lapisan serosa rahim
ü  Berdasarkan bentuknya
·         Plasenta normal: bulat (d. 20 cm, tebal 2cm)
·         Plasenta membranasea: agak tipis
·         Plasenta suksenturiata: memiliki sebuah lobus yang terpisah
·         Plasenta spuria
·         Plasenta bilobus atau trilobus

FUNGSI PLASENTA
¥  Pertukaran produk-produk metabolisme dan gas antara peredaran darah materna dan janin
Pertukaran gas, seperti CO2, O2 dan CO berlangsung secara difusi primitif. Janin mendapat pasokan oksigen sepenuhnya dari materna. Karena itu, gangguan pasokan oksigen selama kehamilan sangat fatal akibatnya bagi janin. Selain itu, bayi juga mendapat seluruh nutrisinya dari materna serta membuang hasil metabolit juga melalui plasenta.
¥  Pemindahan antibodi ibu
Antibodi ibu diambil dengan cara pinositosis oleh sinsitium dan selanjutnya dibawa kedalam peredaran darah janin. Antibodi yang mampu menembus sawar darah plasenta adalah IgG kelas (7S). Adanya antibodi dari ibu sangat penting untuk memberikan kekebalan pasif bagi janin untuk banyak penyakit infeksi seperti difteri, cacar, campak dll. Kekebalan pasif ini penting artinya bagi janin yang sistem pertahanan tubuhnya belum berkembang sempurna.
¥  Produksi hormon
Pada bulan keempat, plasenta mulai menggantikan korpus luteum untuk memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Selain itu, sinsitiotrofoblast juga menghasilkan hormon lain seperti hCG, relaksin, tirotropin korionik dan somatomamotropin.


Fungsi hCG adalah merangsang sintesis progesteron dengan mempertahankan korpus luteum gravidarum. Kadarnya akan meningkat pada awal kehamilan dan mencapai puncak pada minggi ke-8, kemudian kadarnya akan berangsur-angsur menurun hingga pada bulan ke-4 kadarnya sangat rendah hingga tidak mampu mempertahankan korpus luteum gravidarum.
Fungsi estrogen adalah untuk mempersiapkan kehamilan dan kelahiran, terutama kaitannya dengan perubahan pada tubuh ibu. Estrogen akan mendukung pertumbuhan uterus, peningkatan sirkulasi darah keuterus, pertumbuhan mamae dll. Kadar estrogen sangat meningkat dengan adanya kehamilan, dan menurun bila terjadi kematian janin, abortus atau pada kehamilan palsu. Sama dengan progesteron, diawal kehamilan estrogen dibentuk oleh korpus luteum sebelum pada bulan ke-4 diambil alih oleh plasenta.
Progesteron sangat penting peranannya dalam mempertahankan kehamilan, yaitu dengan cara menenangkan otot polos rahim sehingga tidak terjadi kontraksi yang terlalu kuat dan membahayakan kehamilan. Selain itu, progesteron bekerja sama dengan estrogen dalam pertumbuhan kelenjar mamae.
Hormon somatomamotropin adalah hormon protein yang merangsang pertumbuhan. Perubahan pada metabolisme hidrat arang dan lemak pada masa kehamilan diduga akibat pengaruh hormon ini.
Hormon relaksin diduga disekresikan selama kehamilan guna memberikan efek sedatif pada ibu sehingga ibu senantiasa merasa tenang selama kehamilan. Sedangkan hormon korionik tirotropin belum diketahui efeknya. Selain hormon yang telah disebutkan, diduga plasenta benyak memproduksi hormon-hormon lain yang hingga kini belum bisa diidentifikasi.

¥  Sebagai sawar materna-janin
Plasenta juga berfungsi sebagai sawar yang melindungi darah janin dari banyak zay-zat yanng mungkin tidak dibutuhkan janin yang juga bersirkulasi dalam darah materna. Hal ini dimungkinkan karena sifat permeabilitas selektif dari sawar plasenta. Selain itu, plasenta juga mengatur banyak distribusi zat dari materna dan neonatal terutama dalam hal kadar zat yang menembus plasenta. Selain itu, plasenta juga memiliki fungsi metabolik terhadap zat-zat tertentu, seperti obat, protein dan vitamin. Contohnya, protein yang sudah disederhanakan menjadi AA pada peredaran darah materna akan disalurkan ke plasenta, kemudian AA ini dalam sinsitium akan dibentuk kembali menjadi protein sebelum memasuki peredaran darah janin. 

DIAGNOSIS KEHAMILAN


TANDA KEHAMILAN


Anggapan:
ü  Amenore (tidak mendapat haid): Peluruhan dinding endometrium setiap bulannya dicegah oleh peningkatan kadar progesterone karena menetapnya korpus luteum. Kehamilan dimulai dari hari pertama haid terakhir (HPHT) meskipun konsepsi tidak muncul sampai 14 hari kemudian. Perdarahan setelah HPHT harus dipertimbangkan terdapat suatu yang abnormal.
ü  Nausea (enek) dengan atau tanpa vomitus (muntah). Sering terjadi pagi hari pada bulan-bulan pertama kehamilan disebut morning sickness. Mual terjadi pada 80% nullipara (pertama kali hamil) dan 60% pada multipara. Mual dan muntah biasanya hilang pada minggu ke-16 gestasi dan menurun keberatannya pada minggu ke-12.
ü  Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
ü  Konstipasi / obstipasi, disebabkan penurunan peristaltik usus oleh hormon steroid
ü  Sering kencing: Dari minggu keenam gestasi, sebagian besar wanita merasakan terjadi peningkatan kencing. Ini diakibatkan oleh:
o   Peningkatan aliran darah ginjal pada stase awal
o   Penekanan kandung kemih dari perkembangan uterus pada kehamilan lanjut
ü  Pusing, pingsan dan mudah muntah
ü  Pingsan sering ditemukan bila berada ditempat ramai pada bulan-bulan pertama kehamilan, lalu hilang setelah kehamilan 18 minggu.
ü  Anoreksia (tidak ada nafsu makan)

Kemungkinan:
ü  Pigmentasi kulit, kira-kira 12 minggu atau lebih
ü  Perubahan payudara, payudara menjadi tegang dan membesar karena pengaruh hormon estrogen dan progesteron yang merangsang daktuli dan alveoli payudara. Daerah areola menjadi lebih hitam kaerna deposit pigmen berlebihan. Terdapat colostrum bila kehamilan lebih dari 12 minggu.
ü  Pembesaran abdoment, jelas terlihat setelah kehamilan 14 minggu.
ü  Suhu basal meningkat terus antara 37,2 – 37,8 0C
ü  Perubahan organ-organ dalam pelvix :
o   Tanda chadwick : livid, terjadi kira-kira minggu ke-6
o   Tanda hegar : segmen bawah rahim lembek pada perabaan
o   Tanda piscasexk : uterus membesar kesalah satu jurusan
o   Tanda Braxton-Hiks : uterus berkontraksi bila dirangsang. Tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan.
ü  Tes kehamilan. Yang banyak dipakai pemeriksaan hormon korionik gonadotropin (hCG) dalam urine.
Dasarnya reaksi antigen, antibody dengan hCG sebagai antigen. Human chorionic gonadotropin (hCG) merupakan suatu  hormon glikoprotein yang terdiri dari dua tangan karbohidrat : alpha (α) dan beta (β). Subunit α identic untuk FSH, LH dan TSH. Subunit β merupakan spesifik untuk imunologi. hCG disekresikan oleh sel-sel trofoblast dari ovim yang difertilisasi  dan kemudian oleh plasenta. Level hCG dapat diteksi pada level 25 iu/l. beberapa tes dapat dilakukan dalam 2 menit dan tidak efektif pada proteinuria atau kontaminasi bakteri.

Pasti:
  •      Pada palpasi dirasakan janin (bagian-bagian janin) dan balotemen serta gerak janin
  •    Pada auskultasi terdengar bunyi jantung janin (BJJ) 
    Dengan ultrasonography (USG) atau scanning dapat dilihat gambaran janin.  Kantong gestasi intrauterine dapat dideteksi dari minggu kelima dari amenorrhoea, dengan aktifitas jantung fetus dapat terlihat pada minggu keenam dan kutub fetus terlihat pada minggu ketujuh.
  • Pemeriksaan transvaginal memiliki gambaran resolusi yang lebih baik daripada ultrasonografi transabdominal memberikan diagnosis kehamilan intrauterine menjadi seminggu lebih cepat  (5-6 minggu) 
  •  Pada pemeriksaan sinar X tampak kerangka janin. Tidak dilakukan lagi sekarang karena dampak radiasi terhadap janin. 

CAIRAN AMNION


Dalam ruang yang diliputi selaput janin (lapisan amnion) terdapat rongga amnion yang berisi liquor amnii (air ketuban). Liquor amnii pada janin cukup bulan memiliki volume sekitar 1000-1500 ml, berwarna putih agak keruh dengan bau yang khas (agak manis dan amis). Cairan ini memiliki berat jenis 1,008 dengan kandungan barupa 98% air dan sisanya adalah garam organik, bahan organik, rambut lanugo, sel-sel epitel, dan verniks kaseosa (lemak yang meliputi kulit bayi). Protein ditemukan sebagian besar alam bentuk albumin dengan konsentrasi sekitar 2,6%/liter. Selain itu, dapat juga ditemukan lesitin dan sfingomielin dalam air ketuban sebagai deteksi apakah pari-paru janin berkembang dengan baik.
Diduga air ketuban berasal dari berbagai sumber, yaitu:
  • Kencing janin (fetal urine). Traktus urinarius janin sudah bekerja sejak akhir trimester 1 dan sudah mulai mengeksresikan air seni kedalam rongga amnion yang kemudian akan diserap kembali dengan jalan ditelan oleh bayi dan kembali diolah tubuh. Eksresi urine tidak termasuk dalam eksresi zat sisa metabolisme karena fungsi ini masih dilakukan plasenta.
  •   Transudasi dari darah ibu
  • Sekresi dari epitel amnion, terutama dari bagian pada plasenta.
Fungsi Liquor Amnii
  • Sebagai proteksi bagi janin, terutama untuk meredam benturan dari luar
  • Mencegah perlekatan janin dengan amnion
  • Agar janin lebih bebas bergerak
  • Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu
  • Mungkin untuk menambah suplai caran bagi janin dengan cara ditelan oleh janin untuk kemudian dieksresikan kembali lewat urine
  • Meratakan tekanan intrauterine pada partus sehingga memungkinkan serviks membuka
  • Membersihkan jalan lahir ketika ketuban pecah.
  • Air ketuban juga dapat digunakan sebagai preparat untuk diagnosis. Dari air ketubah dapat dilakukan pemeriksaan terhadap jenis kelamin bayi, golongan darah ABO dan rhesus, maturitas janin dan pemeriksaan terhadap penyakit-penyakit tertentu.