Plasenta terdiri atas bagian dari janin yang berasal dari trofoblas yang
berdiferensiasi membentuk villi-villi dan bagian dari endometrium ibu yakni
desidua basalis.
PERKEMBANGAN
EMBRIO M.2
Setelah terjadi implastasi, sel-sel trofoblas (masa sel luar) akan
berdiferensiasi menjadi sel-sel sitotrofoblast dibagian dalam dan
sinsitiotrofoblast dibagian luar. Sedangkan masa sel dalam (embrioblast) akan
berdiferensiasi menjadi epiblas dan hipoblas. Epiblast akan membentuk dinding
yang meliputi rongga amnion dan hipoblast akan mejadi dinding kantong kuning
telur (ruang eksoselom).
Diantara sel-sel sitotrofoblast dengan ruang eksoselom dan selaput
amnion, muncul kelompok sel baru yang berasal dari sel kantong kuning telur
yang membentuk mesoderm ekstraembrional. Didalam mesoderm ekstraembrional ini
kemudian terbentuk rongga yang disebut selom ekstraembrional (rongga khorion)
yang menutupi kantung kuning telur dan amnion kecuali tempat cakram mudighah
berhubungan dengan tangkai trofoblast. Jadi rongga khorion akan membagi dua
mesoderm ekstraembrional (lempeng khorion) menjadi dua bagian. Satu bagian yang
melapisi bagian dalam sitotrofoblast dan bagian lain yang melapisi kantong
kuning telur dan amnion, dan keduanya dihubungkan oleh tangkai penghubung
(bakal tali pusat).
Sementara itu, bagian sinsitiotrofoblast terus menginvasi sel-sel
desidua meterna menyebabkan terjadinya perlukaan pada endometrium ibu.
Perdarahan yang terjadi akan membentuk suatu danau darah yang disebut sinusoid.
Sedangkan pada bagian sinsitiotrofoblast sendiri, terbentuk lakuna-lakuna yang
kemudian terisi oleh darah maternal dan dimulailah sirkulasi utero-plasenta.
Dengan terisi penuhnya bagian lacuna sinsitiotrofoblast (sinsitium),
mulai terbentuk struktur vili primer. Dimana sel-sel sitotrofoblast akan mulai
menonjol kedalam sinsitiotrofoblat, sehingga membentuk silinder-silinder sel
yang dikelilingi sinsitium. Villi primer inilah yang kelak akan berkembang
membentuk struktur plasenta.
PERKEMBANGAN
EMBRIO M.3
Menjelang minggu
ketiga, terbentuk villi primer. Selanjutnya, masuk minggu ke-3 sel-sel lapisan
mesoderm menembus inti villi primer dan tumbuh kearah desidua. Susunan ini
disebut villi sekunder. Menjelang akhir minggu ketiga, sel-sel mesoderm
mengalami diferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh darah. Susunan ini
disebut villi tersier (villi plasenta definitif). Pembuluh villi tersier
kemudian berhubungan dengan pembuluh darah yang terbentuk dalam tangkai
penghubung dan di mesoderm lempeng korion. Yang selanjutnya terhubung dengan
pembuluh dalam sistem mudighah, sehingga membentuk sistem peredaran darah
plasenta-mudigah yang siap menunjang pertukaran darah dan mensuplai mudigah
ketika jantung janin mulai berdeyut pada minggu ke-4.
Sementara itu, sel
sitotrofoblast terus menembus kedalam villi hingga menembus keendometrium.
Disini, tonjol-tonjol villi saling berhubungan membentuk kulit sitotrofoblast
luar yang pada akhirnya mengelilingi seluruh trofoblas dan melekatkan kantong
korion dalam jaringan endometrium ibu. Villi yang menonjol dari lempeng krion
kedalam desidua basalis disebut villi batang/villi penambat, sedangkan villi
yang keluar dari sisi-sisi villi batang disebut villi bebas (terminal).
Pada minggu-minggu
pertama perkembangan embrio, villi-villi meliputi seluruh permukaan korion.
Semakin tua kehamilan, villi pada sisi embrional terus tumbuh membentuk korion
frondosum, sedangkan villi pada kutub aembrional mengalami degenerasi, disebut
korion leave.
Selain itu, lapisan
desidua disisi korion frondosum (desidua basalis) terdiri atas lapisan kompak
sel-sel besar yang banyak mengandung lipid dan glikogen. Lapisan ini melekat
kuat dengan lempeng korion melalui struktur villi. Sedang bagian desidua
dikutub aembrional disebut desidua kapsularis. Desidua kapsularis lambat-laun
akan mengalami degenerasi seiring semakin besarnya gelembung korion sehingga
lapisan ini menjadi teregang dan berdegenerasi. Selanjutnya, korion leave akan
bersentuhan langsung dengan desidua parietalis pada sisi endometrium yang bukan
merupakan tempat implastasi. Korion leave dan desidua parietalis ini akan menyatu
dan dengan demikian menutup rongga rahim. Oleh karena itu, bagian korion yangn
ikut dalam pertukaran darah hanya korion frondosum yang bersama-sama bagian
desidua basalis membentuk struktur plasenta.
STRUKTUR
PLASENTA
Uri berbentuk
bundar/oval. Pada janin cukup umur, uri/plasenta umumnya berukuran diameter
15-20cm, tebal 2-3cm dan berat 500-600 grm. Biasanya, plasenta telah mencapai
bentuk yang lengkap/sempurna pada kehamilan minggu ke-16. Pada saat itu,
plasenta sudah memiliki/terdiri atas dua komponen utama:
ü Bagian janin, dibentuk oleh korion frondosum yang dibatasi oleh lempeng
korion. Didalamnya terdapatstruktur villi koriales. Villi-villi ini menonjol
kedalam desidua dan membentuk ruang-ruang antara villi. Ruang antar villi
dibentuk dari lakuna-lakuna dalam sinsitiotrofoblas yang dilapisi sinsitium
yang membungkus pembuluh darah janin (sistem villi). Sehingga, antara ruang
antar villi yang mengandung darah ibu yang berasal dari arteri spiralis dengan
sistem peredaran darah janin dalam villi dipisahkan oleh sawar yang terdiri
atas sinsitium dan endotel pembuluh darah villi.
Pada
bagian permukaan janin, korion berbatasan dengan rongga amnion yang berisi
cairan amnion. Untuk berhubungan dengan embrio, plasenta telah menyisakan
bagian korion berupa suatu persambungan antara plasenta dan embrio yang disebut
tali pusat. Dalam struktur tali pusat juga bekembang pembuluh darah yang
nantinya akan menghubungkan pembuluh darah janin dan plasenta. Tali pusat yang
merentang dari plasenta ke janin memiliki panjang sekitar 50-55 cm dengan
diameter 1-2,5 cm. Didalamnya terdiri atas dua aa.umbilikalis dan satu
v.umbilikalis. struktur ini dibungkus oleh jaringan ikat khusus yang elastis,
yaitu jelly Wharton.
ü Bagian ibu, dibentuk oleh desidua basalis yang lempeng desidua-nya
berhubungan paling erat ke plasenta. Pada daerah persambungan ini, sel-sel
trofoblast dan desidua bercampur-aduk. Zona ini ditandai dengan sel-sel raksasa
desidua yang banyak mengandung bahan mukopolisakarida amorf. Saat itu, sel-sel
sitotrofoblast sudah banyak berdegenerasi, menyisakan sinsitium dan endotel
pembuluh darah sebagai pembatas/sawar antar peredaran darah ibu dan janin.
Selama bulan keempat dan kelima, desidua membentuk banyak sekat (sekat desidua)
yang menonjol keruang antar villi, tapi tidak mencapai korion. Pembentukan
sekat-sekat ini menyebabkan plasenta terbagi menjadi sejumlah ruangan atau
kotiledon.Sebagai akibat berlanjutnya kehamilan, struktur plasenta juga semakin
membesar seiring bertambah besarnya rahim. Penambahan luas permukaan secara
kasar sebanding dengan perbesaran rahim. Sepanjang kehamilan, plasenta
kira-kira menutupi 25-30% permukaan rahim.penambahan tebal plasenta dikarenakan
aborisasi villi-villi dan bukan karena penembusah lebih dalam kedalam jaringan
desidua.
KLASIFIKASI
PLASENTA
ü Berdasarkan insersi tali pusat
·
Insersi sentralis: tali pusat
tepat keluar ditengah plasenta
·
Insersi leteralis: tali pusat
keluar agak kepinggir (tidak tepat ditengah)
·
Insersi marginalis: tali pusat
keluar dibagian tepi dari struktur plasenta
·
Insersi vilamentosa: tali pusat
tidak berhubungan langsung dengan plasenta, melainkan terhubung melalui selaput
janin.
ü Berdasarkan perlekatannya pada dinding rahim
·
Plasenta adhesiva: melekat ke
dinding endometrium
·
Plasenta akreta: lebih
melekat/dalam tertanam pada endometrium
·
Plasenta inkreta: perlekatan
mencapai otot polos rahim
·
Plasenta perkreta: perlekatan
mencapai lapisan serosa rahim
ü Berdasarkan bentuknya
·
Plasenta normal: bulat (d. 20 cm,
tebal 2cm)
·
Plasenta membranasea: agak tipis
·
Plasenta suksenturiata: memiliki
sebuah lobus yang terpisah
·
Plasenta spuria
·
Plasenta bilobus atau trilobus
FUNGSI
PLASENTA
¥ Pertukaran produk-produk metabolisme dan gas antara peredaran darah
materna dan janin
Pertukaran gas, seperti CO2, O2 dan CO berlangsung secara difusi
primitif. Janin mendapat pasokan oksigen sepenuhnya dari materna. Karena itu,
gangguan pasokan oksigen selama kehamilan sangat fatal akibatnya bagi janin.
Selain itu, bayi juga mendapat seluruh nutrisinya dari materna serta membuang
hasil metabolit juga melalui plasenta.
¥ Pemindahan antibodi ibu
Antibodi ibu
diambil dengan cara pinositosis oleh sinsitium dan selanjutnya dibawa kedalam
peredaran darah janin. Antibodi yang mampu menembus sawar darah plasenta adalah
IgG kelas (7S). Adanya antibodi dari ibu sangat penting untuk memberikan
kekebalan pasif bagi janin untuk banyak penyakit infeksi seperti difteri,
cacar, campak dll. Kekebalan pasif ini penting artinya bagi janin yang sistem
pertahanan tubuhnya belum berkembang sempurna.
¥ Produksi hormon
Pada bulan keempat, plasenta mulai menggantikan korpus luteum untuk
memproduksi hormon estrogen dan progesteron. Selain itu, sinsitiotrofoblast
juga menghasilkan hormon lain seperti hCG, relaksin, tirotropin korionik dan
somatomamotropin.
Fungsi
hCG adalah merangsang sintesis progesteron dengan mempertahankan korpus luteum
gravidarum. Kadarnya akan meningkat pada awal kehamilan dan mencapai puncak
pada minggi ke-8, kemudian kadarnya akan berangsur-angsur menurun hingga pada
bulan ke-4 kadarnya sangat rendah hingga tidak mampu mempertahankan korpus
luteum gravidarum.
Fungsi
estrogen adalah untuk mempersiapkan kehamilan dan kelahiran, terutama kaitannya
dengan perubahan pada tubuh ibu. Estrogen akan mendukung pertumbuhan uterus,
peningkatan sirkulasi darah keuterus, pertumbuhan mamae dll. Kadar estrogen
sangat meningkat dengan adanya kehamilan, dan menurun bila terjadi kematian
janin, abortus atau pada kehamilan palsu. Sama dengan progesteron, diawal
kehamilan estrogen dibentuk oleh korpus luteum sebelum pada bulan ke-4 diambil
alih oleh plasenta.
Progesteron
sangat penting peranannya dalam mempertahankan kehamilan, yaitu dengan cara
menenangkan otot polos rahim sehingga tidak terjadi kontraksi yang terlalu kuat
dan membahayakan kehamilan. Selain itu, progesteron bekerja sama dengan
estrogen dalam pertumbuhan kelenjar mamae.
Hormon
somatomamotropin adalah hormon protein yang merangsang pertumbuhan. Perubahan
pada metabolisme hidrat arang dan lemak pada masa kehamilan diduga akibat
pengaruh hormon ini.
Hormon
relaksin diduga disekresikan selama kehamilan guna memberikan efek sedatif pada
ibu sehingga ibu senantiasa merasa tenang selama kehamilan. Sedangkan hormon
korionik tirotropin belum diketahui efeknya. Selain hormon yang telah
disebutkan, diduga plasenta benyak memproduksi hormon-hormon lain yang hingga
kini belum bisa diidentifikasi.
¥ Sebagai sawar materna-janin
Plasenta
juga berfungsi sebagai sawar yang melindungi darah janin dari banyak zay-zat
yanng mungkin tidak dibutuhkan janin yang juga bersirkulasi dalam darah
materna. Hal ini dimungkinkan karena sifat permeabilitas selektif dari sawar
plasenta. Selain itu, plasenta juga mengatur banyak distribusi zat dari materna
dan neonatal terutama dalam hal kadar zat yang menembus plasenta. Selain itu,
plasenta juga memiliki fungsi metabolik terhadap zat-zat tertentu, seperti
obat, protein dan vitamin. Contohnya, protein yang sudah disederhanakan menjadi
AA pada peredaran darah materna akan disalurkan ke plasenta, kemudian AA ini
dalam sinsitium akan dibentuk kembali menjadi protein sebelum memasuki
peredaran darah janin.