Kamis, 16 Januari 2014

Desain Rumah By Shinta Wulandhari









Dampak Hidroquinon pada kulit

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, hidrokuinon dapat menyebabkan toksisitas akut dan kronik. Hidrokuinon juga dilaporkan dapat menyebabkan kelainan pada ginjal (nephropathy), proliferasi sel, dan berpotensi sebagai karsinogenik dan teratogenik (Wester et al., 1999 ).
Efek samping yang umum terjadi setelah paparan hidrokinon pada kulit adalah iritasi, kulit menjadi merah (eritema), dan rasa terbakar. Efek ini terjadi segera setelah pemakaian hidrokinon konsentrasi tinggi yaitu diatas 4%. Sedangkan untuk pemakaian hidrokinon dibawah 2% dalam jangka waktu lama secara terus-menerus dapat terjadi leukoderma kontak dan okronosis eksogen.


Kesan allergi kepada hydroquinone juga telah dilihat kepada si pemakai. Allergic contact dermatitis adalah alahan kulit apabila terkena zat ini. (lihat gambar di atas).

a.      Leukoderma kontak/Vitiligo

Vitiligo atau leukoderma adalah penyakit kulit yang dicirikan dengan hilangnya pigmen kulit akibat disfungsi atau matinya melanosit. Leukoderma kontak dapat terjadi jika kulit terpapar senyawa kimia dengan struktur mirip tirosin. Leukoderma akibat hidrokinon paling sering terjadi setelah bersentuhan dengan cairan untuk cuci cetak foto. Pada satu kasus, dampak ini terjadi pada seorang pria kulit hitam yang terpapar larutan hidrokinon 0,06% setelah 8-9 bulan.
Penggunaan krim untuk menghilangkan pigmen atau mencerahkan kulit dapat menyebabkan hilangnya pigmen secara keseluruhan di area yang dioleskan. Kondisi ini menyebabkan noda-noda depigmentasi atau tanpa pigmen dengan area hiperpigmentasi berupa bintik-bintik hitam (leukoderma-en-confetti).

b.      Okronosis Eksogen

Okronosis merupakan diskolorisasi kulit berwarna biru kehitaman yang biasanya disebabkan penyakit alkaptonuria (penumpukan homogentisic acid / HGA). Alkaptonuria juga berhubungan dengan efek sistemik lainnya seperti gejala osteoartritis dini, urin yang berwarna gelap dan warna kehitaman yang tampak pada sklera dan telinga.
Tidak ada gejala sistemik yang berhubungan dengan  okronosis eksogen. Okronosis eksogen akibat hidrokinon terjadi setelah pajanan terhadap hidrokinon secara terus-menerus dan dalam waktu yang panjang (kronik). Pada beberapa kasus, pasien mengalami okronosis setelah menggunakan hidrokinon dalam konsentrasi rendah sekitar 2% selama 10-20 tahun. Pada kasus lain, pasien yang menggunakan hidrokinon dengan konsentrasi tinggi (6%) mulai mengalami okronosis setelah pemakaian beberapa tahun. Karena hidrokinon  menyerap sinar ultraviolet, adanya sinar matahari akan memperburuk dan mempercepat terjadinya okronosis eksogen.

Sejak tahun 1982, oleh lembaga pengawasan obat dan makanan di Amerika FDA (Food and Drug Administration), produk obat bebas atau kosmetik pemutih/pencerah kulit yang mengandung 1,5 – 2 % hidrokinon dikategorikan sebagai produk yang secara umum diakui aman dan efektif (Generally Recognized As Safe and Effective/GRASE). Penggunaan hidrokinon dalam kosmetik pun masih berlangsung hingga hampir 30 tahun. Seiring dengan banyaknya efek samping yang ditimbulkan akibat pemakaiannya, negara-negara lain seperti Jepang, Kanada, Australia, Inggris dan Uni Eropa telah melarang pemakaian hidrokinon sebagai pemutih/pencerah kulit.
Berdasarkan dari hasil penelitian, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa hidrokinon dapat menyebabkan kanker pada tikus setelah pemberian oral dan juga dapat menyebabkan okronosis (kulit gelap dan noda hitam) jika dioleskan pada kulit. Karena itu, pada tahun 2006, FDA pun mengusulkan peraturan yang melarang penggunaan hidrokinon sebagai obat bebas, namun hingga kini belum ada keputusan untuk menarik peraturan tahun 1982 tersebut karena masih banyak ahli kulit yang mendukung penggunaan hidrokinon sebagai pemutih/pencerah. Meskipun tidak dilarang, namun saat ini penggunaan hidrokinon dalam kosmetik atau obat bebas di dalam negeri telah dibatasi.


Di Indonesia, peraturan yang membatasi penggunaan hidrokinon dalam kosmetik telah dikeluarkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan RI sejak tahun 2008, yaitu Peraturan Kepala Badan POM Republik Indonesia Nomor : HK.00.05.42.1018 Tentang Bahan Kosmetik, dan melalui surat edaran Kepala Badan POM RI pada September 2008 semua kosmetik yang tidak memenuhi ketentuan ditarik dari peredaran dan dimusnahkan. Dalam peraturan tersebut disebutkan bahwa hidrokinon sebagai bahan kosmetik hanya boleh digunakan untuk bahan pengoksidasi warna pada pewarna rambut dengan ketentuan kadar maksimum sebesar 0.3% dan untuk kuku artifisial dengan kadar maksimum sebesar 0.02% setelah pencampuran sebelum digunakan dan hanya boleh digunakan oleh tenaga professional.

Mekanisme Hidroquinon dalam kulit

Penghambatan sintesis melanin dilakukan dengan penghambatan enzim,  tirosinase. Obat yang biasanya digunkan dan mampu menghambat enzim tersebut adalah  hidrokuinon, asam kojik, asam azelaik, ekstrak bengkuang, arbutin.
Hydroquinone adalah zat reduktor yang mudah larut dalam air dan lazim digunakan dalam proses cuci cetak foto. Hydroqninone bekerja pada sistem sel melanosit dengan menghambat aktivitas enzim tyrosinase menjadi aktif akibat sinar matahari, hormonal, penyakit, obat, alergi, dan iritasi sehingga memicu pembentukan melanin (zat pigmen kulit penyebab kulit terlihat lebih gelap, hiperpigmentasi, atau noda kecokelatan) dengan cara menghancurkan melanosom yaitu bagian dari melanosit, tempat menyimpan pigmen-pigimen melanin.

Proses pembentukan melanin pada tubuh manusia dapat direduksi dengan beberapa mekanisme, seperti antioksidan, inhibitor enzim tirosinase, dan aktivitas hormonal (Prota & Thompson 1976). Proses pembentukan melanin atau pigmen  pada kulit manusia terjadi dengan bantuan biokatalis (enzim) dan sinar ultraviolet  (UV) yang terdapat dalam matahari, biokatalis yang berperan dalam reaksi  pencoklatan ini adalah tirosinase yang ditemukan pada hewan, tumbuhan dan manusia (Chang 2009).  
Antioksidan dan inhibitor enzim tirosinase dapat diperoleh dari senyawa  sintetik ataupun dari bahan alam, senyawa antioksidan dan inhibitor tirosinase  yang telah ditemukan dalam bahan kosmetik sebagai pencegah terbentuknya  melanin diantaranya adalah asam askorbat (Vitamin C), arbutin, asam kojat,  merkuri dan hidrokuinon.
Hidrokuinon termasuk golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2009). Hidrokuinon berkhasiat sebagai agen pencerah kulit yang telah dilakukan penelitian terhadap dua studi yaitu terhadap hewan dan manusia. Secara klinis hidrokuinon telah diaplikasikan kedalam sediaan topikal untuk pengobatan hipermelanosis (Wester et al., 1999). Sel pembentuk pigmen kulit (melanosit) terletak di lapisan basal epidermis. Jumlah melanosit serta jumlah dan besarnya melanin yang terbentuk menentukan warna kulit (Wasitaatmadja, 1997).

Hidrokuinon telah disarankan sebagai obat yang aktif dalam kosmetik pemutih. Bahan ini tidak hanya menghambat pembentukan melanin yang baru, namun juga menghancurkan melanin yang sudah berkembang dan oleh karena itu hidrokuinon efektif sebagai agen pemutih. Di sisi lain penggunaan hidrokuinon sering menimbulkan alergi sehingga harus ditangani dengan perawatan khusus ( Stephan, 1970).

Hidroquinone / Hidrokuinon

Hidrokuinon merupakan bubuk berwarna putih atau kristal putih seperti jarum. Hidrokuinon memiliki nama lain yaitu 1,4-Benzenediol, p-Benzenediol, Kinol, Arctuvin, Benzohydroquinone, Benzoquinol, p-Dihydroxybenzene, Eldoquin, Hydroquinol dan Asam Pyrogentistic. Hydroquinone dapat dihasilkan oleh oksidasi anilin atau fenol, oleh pengurangan kuinon, atau dari reaksi asetilena dan karbon monoksida (Merck, 2006)
Hydroquinone adalah bentuk kuinon tereduksi, mengandung dua gugus hidroksil; digunakan secara topical untuk memutihkan kembali kulit yang mengalami hiperpigmentasi. (Kamus Kedokteran Dorland, 2012)
Hidrokuinon atau p-dihidroksibenzen memiliki nama IUPAC yaitu 1,4- Benzenediol, yang memiliki rumus molekul C6H6O2 dengan berat molekul 110,1 g/mol (Departemen Kesehatan RI, 1995).
Gambar 1. Hidrokuinon ( Departemen Kesehatan RI, 1995)
Pemberian berbentuk jarum halus, putih, mudah menjadi gelap jika terpapar cahaya dan udara. Hidrokuinon mudah larut dalam air, dalam metanol, dan dalam eter (Departemen Kesehatan RI , 1995).
Hydroquinone memiliki beberapa manfaat, terutama sebagai akibat dari sifat sebagai pereduksi yang larut dalam air. Hal ini digunakan sebagai reduktor dalam kebanyakan solusi pengembangan fotografi. Hal ini juga digunakan dalam pembuatan antioksidan karet, antioksidan lain, dan pewarna. Hydroquinone bertindak sebagai polimerisasi inhibitor untuk beberapa bahan kimia, seperti asam akrilat dan metal metakrilat. Hal ini digunakan sebagai stabilizer dalam cat, pernis, bahan bakar motor, dan minyak.
Hidrokuinon merupakan salah satu senyawa golongan Fenol. Fenol merupakan senyawa yang mudah dioksidasi. Fenol yang dibiarkan di udara terbuka cepat berubah warna karena pembentukan hasil-hasil oksidasi. Hidrokuinon (1,4- dihidroksibenzena), reaksinya mudah dikendalikan dan menghasilkan 1,4-benzokuinon sering dinamakan kuinon ( Hart, 1983).
Gambar 2. Kuinon (Hart, 1983)

Oksidasi hidrokuinon menjadi kuinon bersifat bolak-balik dan pertukaran ini memainkan peranan penting dalam reaksi-reaksi oksidasi-reduksi biologi ( Hart,1983)

Mekanisme Pembentukkan Pigmen Kulit

Warna kulit tergantung pada 3 (tiga) komponen menurut derajat yang bervariasi. Jaringan memiliki warna inheren kekuningan akibat kandungan karoten. Adanya Hb beroksigen dalam dasar kapiler dari dermis memberinya warna kemerahan. Dan warna kecoklatan sampai kehitaman adalah akibat jumlah pigmen melanin yang bervariasi.
Dr Retno Iswari Tranggono, SpKK dalam bukunya yang berjudul Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik juga menyebutkan bahwa  warna kulit terutama ditentukan oleh oxyhemoglobin yang berwarna merah, hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan, melanin berwarna coklat, keratohyalin yang memberikan penampakan opaqe pada kulit, serta lapisan stratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau keabu-abuan. Kurang penting adalah caroten, suatu pigmen warna kuning yang sedikit sekali jumlah dan efeknya, serta eleidin dalam stratum lucidum yang hanya terlihat pada yang menebal dari telapak kaki bagian tumit.
Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit itu, yang paling menentukan warna kulit adalah pigmen melanin. Jumlah, tipe, ukuran, dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit berbagai golongan ras/bangsa di dunia.
Melanin adalah senyawa biologi yang ditemukan pada manusia, tanamanhewan, dan protista, yang berfungsi sebagai pigmen. Pigmen yang dihasilkan biasanya merupakan turunan dari asam amino tirosina. Melanin merupakan zat yang memberikan warna pada kulit, rambut dan mata.  Pada kulit melanin dibentuk oleh sel yang disebut melanosit dan melalui proses melanogenesis.
Melanin dibedakan menjadi pheomelanin dan eumelanin. Kedua melanin ini ditemukan di kulit manusia dan rambut, tetapi eumelanin adalah melanin yang paling melimpah pada manusia, serta bentuk yang paling sering terjadi kekurangan sehingga menimbulkan albinisme.  Pheomelanin membentuk warna merah, banyak terdapat di rambut

merah dan juga terkonsentrasi di bibir, puting susu, kelenjar penis, dan vagina. Eumelanin ada dua yaitu hitam dan coklat. Sejumlah kecil eumelanin hitam karena tidak adanya pigmen lainnya menyebabkan rambut abu-abu. Sejumlah kecil eumelanin coklat karena tidak adanya pigmen lainnya menyebabkan kuning (pirang) warna rambut.

Jenis-Jenis Kulit

Kulit digolongkan menjadi tujuh jenis, yaitu: kulit normal, berminyak, berminyak sensitive (sensitive oily skin), kombinasi (campuran), kering, kering sensitive dan kulit gersang (yuswati, 1996), yaitu:
a.       Kulit Normal
Kulit jenis ini merupakan kulit yang sehat dimana kelenjar lemak memproduksi minyak tidak berlebihan, sehingga tidak menimbulkan penyumbatan pada pori-pori kulit. Tanda-tanda kulit normal antara lain : kulit lembut, halus, segar, bercahaya, sehat, pori- pori tidak kelihatan, tonus (daya kenyal) kulit bagus. Kulit normal biasanya dijumpai pada anak-anak sampai menjelang remaja.
b.      Kulit Berminyak
Kulit berminyak disebabkan oleh sekresi kelenjar sebasea yang berlebihan. Ciri- ciri kulit berminyak adalah kulit kelihatan basah dan mengkilat, pori-pori jelas terlihat, sering terdapat jerawat atau acne, kulit terlihat pudar dan kusam. Kulit berminyak umumnya terdapat pada usia remaja dan dewasa.
c.       Kulit Berminyak Sensitive (sensitive oily skin)
Kulit jenis ini tanda-tandanya sama dengan kulit berminyak hanya terdapat pembuluh darah yang melebar dan rusak, sehingga terlihat garis-garis atau guratan- guratan merah disekitar hidung dan pipi. Penyebab kulit berminyak sensitive adalah kelenjar lemak sangat berlebihan dalam memproduksi lemak sehingga kadang berkomedo dan bereaksi cepat terhadap panas, dingin dan iritasi.
d.      Kulit Kombinasi (Campuran)
Kulit kombinasi merupakan gabungan lebih dari satu jenis kulit seperti kulit kering dan berminyak. Tanda-tandanya kulit kelihatan mengkilat pada bagian tengah muka, di sekitar hidung, pipi dan dagu. Kulit jenis ini umumnya terdapat pada usia dewasa.
e.       Kulit Kering
Kulit kering sering terdapat pada orang dewasa dan orang-orang yang telah lanjut usianya. Penyebabnya adalah akibat ketidakseimbangan sekresi sebum. Ciri-ciri kulit kering antara lain: bagian tengah muka normal, disekitar pipi dan dahi kering, tidak lembab dan tidak berminyak, halus, tipis dan rapuh. Kulit kering cepat menjadi tua karena kelenjar lemak tidak berfungsi dengan baik.
f.       Kulit Kering Sensitive
Jenis kulit ini sama dengan kulit kering hanya terdapat pembuluh darah yang melebar disekitar hidung dan pipi sehingga timbul garis-garis atau guratan didaerah tersebut.
g.      Kulit gersang ( Dehydrated Skin)
Kulit gersang adalah kulit yang sangat kering. Penyebabnya zat cair atau pelembab didalam kulit sangat terbatas. Umumnya terdapat pada usia remaja, dewasa ataupun usia lanjut.
Berdasarkan perbedaan genetik yang penting dalam hal kemampuan merespon terhadap radiasi ultraviolet (UV), maka kulit terbagi atas tipe-tipe tertentu (james, 2009), yaitu:
a.      Tipe I : selalu terbakar, tak pernah menjadi coklat
b.      Tipe II : mudah terbakar, jarang menjadi coklat
c.       Tipe III : kadang-kadang terbakar, mudah menjadi coklat
d.      Tipe IV : tidak pernah terbakar, mudah menjadi coklat
e.      Tipe V : secara genetik coklat ( India atau Mongoloid)

f.        Tipe VI : secara genetik hitam (Kongoid dan Negroid)

FISIOLOGI KULIT

Kulit sebagai organ tubuh yang paling utama mempunyai beberapa fungsi, diantaranya sebagai berikut:
1.    Kulit sebagai pelindung dan filter tubuh
Kulit memiliki kemampuan untuk memilih bahan-bahan penting yang diperlukan oleh tubuh,seperti mencegah bakteri penyakit dan zat kimia yang masuk kedalam tubuh. Di samping itu, kulit juga dapat melindungi tubuh dari bahaya lingkungan, seperti panas sinar matahari, benturan fisik, dingin, hujan, dan angin dengan cara membentuk perlindung asam kulit secara alamiah, juga berfungsi mengekskresi.
Fungsi proteksi, terjadi karena beberapa hal:
þ  Keasaman (pH) kulit akibat keringat dan lemak kulit (sebum) menahan dan menekan bakteri dan jamur yang berada di sekitar kulit.
þ  Jaringan kolagen dan jaringan lemak menahan atau melindungi organ tubuh dari benturan.


2.    Kulit sebagai pengatur suhu tubuh
Kulit berfungsi membantu menjaga agar suhu tubuh tetap optimal dengan cara melepaskan keringat ketika tubuh terasa panas, lalu keringat akan menguap dan tubuh akan terasa dingin kembali. Sebaliknya, bila tubuh merasa kedinginan maka pembuluh darah dalam kulit akan menyempit atau mengalami vasokonstriksi sehingga panas tubuh akan tetap tertahan.
3.    Kulit menjaga kelembaban tubuh
Kelembaban dijaga dengan cara mencegah keluarnya cairan dalam tubuh. Lapisan kulit bersifat kenyal, terutama pada bagian lapisan tanduknya sehingga air tidak mudah keluar dari dalam tubuh. Kulit juga mempunyai daya mengikat air yang sangat kuat, yaitu mencapai empat kali beratnya sehingga mampu mempertahankan teksturnya sendiri.
4.    Kulit sebagai system syaraf yang sensitif
Kulit memiliki system saraf yang sangat peka terhadap pengaruh atau ancaman dari luar, seperti dingin, panas, sentuhan, tekanan, dan sakit. Oleh karena itu, kulit akan segera memberikan reaksi bila ada tanda-tanda awal dari system syaraf tersebut seperti rasa gatal dan kemerahan.
5.    Fungsi absorpsi pada kulit
Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil fungsi respirasi. Kemampuan absorbsinya bergantung pada ketebalan kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme, dan jenis vehikulum. Penyerapan dapat melalui celah antar sel, menembus sel epidermis, melalui muara saluran kelenjar.

6.    Fungsi ekskresi pada kulit
Mengeluarkan zat yang tidak berguna bagi tubuh seperti NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Pada fetus, kelenjar lemak dengan bantuan hormon androgen dari ibunya memproduksi sebum untuk melindungi kulitnya dari cairan amnion, pada waktu lahir ditemui sebagai Vernix Caseosa.

7.    Fungsi Pembentukan Vitamin D

Kulit mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tapi kebutuhan vit D tubuh tidak hanya cukup dari hal tersebut. Pemberian vit D sistemik masih tetap diperlukan.